Arang Kayu vs Arang Kelapa: Mana yang Lebih Ramah Lingkungan?
Tedy Wibowo
April 2, 2025
β’
5 Minute
Ketika kita berbicara tentang energi untuk memanggang atau memasak, pilihan arang menjadi pentingβbukan hanya untuk rasa, tetapi juga untuk keberlanjutan lingkungan. Dua jenis arang yang paling umum digunakan adalah arang kayu dan arang kelapa. Tapi, di era perubahan iklim dan kepedulian lingkungan yang semakin tinggi, pertanyaan penting pun muncul: mana yang lebih ramah lingkungan? Artikel ini akan membahas perbandingan mendalam dari sisi bahan baku, proses produksi, emisi karbon, serta dampak jangka panjang terhadap lingkungan berdasarkan data nyata.
β
Perbandingan Bahan Baku
πΉ Arang Kayu
Dibuat dari pembakaran kayu keras seperti pohon akasia, mangrove, atau rambutan.
Proses ini sering kali menyebabkan deforestasi, terutama di negara-negara tropis.
Menurut WWF (2020), sekitar 7% deforestasi global berasal dari produksi arang kayu secara ilegal.
πΉ Arang Kelapa
Dibuat dari tempurung kelapa, limbah pertanian dari industri kelapa.
Tidak memerlukan penebangan pohon.
Berdasarkan data dari FAO, Indonesia menghasilkan lebih dari 3 miliar kelapa per tahun, menjadikannya sumber limbah tempurung kelapa yang sangat besar dan berkelanjutan.
Proses Produksi & Emisi Karbon
πΉ Arang Kayu
Produksi arang kayu konvensional mengeluarkan emisi metana dan karbon monoksida.
Menurut studi oleh Clean Cooking Alliance (2019), produksi arang kayu menyumbang lebih dari 275 juta ton COβ per tahun secara global
β
πΉ Arang Kelapa
Produksi arang kelapa lebih bersih jika dilakukan dengan teknologi karbonisasi modern.
Menghasilkan lebih sedikit asap, dan limbah produksi dapat diolah kembali.
π Grafik Data: Emisi Karbon per 1 Ton Arang
β
Daya Bakar dan Efisiensi
πΉ Arang Kayu
Umumnya menyala cepat, tapi durasi pembakarannya pendek (1β1,5 jam).
Banyak menghasilkan abu dan asap.
πΉ Arang Kelapa
Membakar lebih lama (hingga 2,5β3 jam).
Minim asap dan abu sangat sedikit.
Nilai kalor: 7000β7500 kcal/kg (lebih tinggi dari arang kayu biasa yang hanya 4500β6000 kcal/kg).
Dampak Jangka Panjang terhadap Lingkungan
Penggunaan arang kayu dalam jangka panjang menyebabkan penurunan biodiversitas dan kualitas tanah.
Arang kelapa, karena bersumber dari limbah, justru membantu mengurangi penumpukan sampah organik.
Beberapa produsen arang kelapa juga telah tersertifikasi ISO dan FSC, menandakan proses produksi yang ramah lingkungan dan berstandar internasional.
Kesimpulan
Jika kita bicara soal ramah lingkungan, arang kelapa adalah pilihan yang unggul dibandingkan arang kayu. Dengan sumber bahan baku terbarukan, proses produksi yang lebih bersih, emisi karbon yang lebih rendah, dan efisiensi yang tinggi, arang kelapa menjadi solusi energi yang lebih hijau. Baik untuk penggunaan rumah tangga maupun komersial seperti shisha lounge dan BBQ restoran, beralih ke arang kelapa adalah langkah kecil dengan dampak besar untuk masa depan yang lebih bersih.